Alhamdulillah! Segala puji hanya milik Alloh
Swt. Alloh yang menggenggam segala keperluan
kita. Alloh yang mengetahui setiap kebutuhan
kita. Karena Alloh yang menciptakan kita dan
seluruh alam ini. Sholawat dan salam semoga
selalu terlimpah kepada baginda nabi
Muhammad Saw.
Saudaraku, salah satu dari asma Alloh Swt.
adalah Al Wakiil, Alloh Yang Maha Mewakili
atau Maha Memelihara dan Mengurusi
kebutuhan seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana
firman Alloh Swt. di dalam Al Quran, “Alloh
pencipta segala sesuatu dan Dia Maha
Pemelihara atas segala sesuatu.” (QS. Az
Zumaar [39] : 62)
Sebagai makhluk Alloh Swt., kita wajib
bertawakal kepada-Nya. Karena hanya orang
yang tawakal kepada Alloh yang akan dicukupi
setiap kebutuhannya oleh Alloh Swt. Namun,
jangan salah kaprah memahami arti tawakal.
Jangan sampai seperti orang yang ingin hidup
sejahtera tapi aktifitasnya hanya tidur saja,
kemudian dia berdalih, “Ah kuda nil juga
kerjaannya hanya berendam tapi gemuk-
gemuk.” Tawakal bukanlah demikian.
Orang yang tawakal adalah orang berserah diri
kepada Alloh Swt. dengan segenap keyakinan
bahwa Alloh adalah Yang Menguasai segala
sesuatu, kemudian mengiringinya dengan
ikhtiar yang maksimal.
Dalam tawakal, ada tiga tahapan yang perlu kita
penuhi.
Tahap pertama, belajar tentang asma Alloh
Swt. Dengan belajar mengenai nama-nama atau
asma Alloh, maka kita akan semakin mengenal
Alloh, akan semakin dekat dengan Alloh. Kita
akan semakin mengerti tentang siapa Pencipta
kita, siapa Pemberi Rezeki kita. Mengenal
adalah gerbang pertama yang akan
mengantarkan kita kemudian pada derajat
yakin.
Kemudian tahap kedua, belajar
menyempurnakan ikhtiar. Jangan dulu
melompat kepada tahap keyakinan. Ikatlah
dahulu tali unta, atau kuncilah dahulu
kendaraan kita dengan benar, baru bertawakal
kepada Alloh Swt.
Jadi jangan sampai kita merasa tahu kepada
Alloh Swt. kemudian langsung saja kita yakin
bahwa Alloh akan memenuhi kebutuhan kita.
Sebagai contoh, ada seorang pemuda tidak
melakukan pekerjaan apapun selain santai saja
atau bermalas-malasan saja. Saat dia ditanya,
“Mengapa kamu tidak bekerja?” Lantas dia
menjawab, “Saya yakin Alloh Maha Memberi
Rezeki, pasti saya akan dapat rezeki!”
Jawaban pemuda ini sekilas nampak benar, tapi
salah. Pemuda ini belum sampai mengenal
Alloh, dia baru sebatas tahu bahwa Alloh Maha
Menolong. Kalau pemuda ini mengenal Alloh,
dia pasti akan mengerti siapa saja dan seperti
apa saja orang yang akan ditolong oleh Alloh
Swt.
Maka, penting untuk menyempurnakan ikhtiar;
menyempurnakan belajar, menyempurnakan
berobat dan lainnya. Jangan dulu menyerahkan
segalanya kepada Alloh, sebelum melalui
tahapan ini.
Rosululloh Saw. bersabda, “Jika kalian
bertawakal kepada Alloh dengan tawakal yang
sebenar-benarnya, niscaya Alloh akan
memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana
Alloh memberi rezeki kepada seekor burung, di
pagi hari dia pergi dalam keadaan lapar dan di
sore hari dia pulang dalam keadaan kenyang.”
(HR. Ahmad)
Saudaraku, dalam hadits ini kita melihat
burung itu tidaklah diam. Dia terbang
menjemput rezeki Alloh yang dia pun belum
tahu ada di mana rezeki tersebut. Ini
memperlihatkan bahwa memaksimalkan ikhtiar
adalah bagian penting dari tawakal. Jangan
sampai yakin kita kepada Alloh hanya menjadi
tempat kita bersembunyi dari kemalasan kita.
Tahap ketiga, mantapkan tauhiid di hati.
Setelah kita mengenal Alloh melalui asma-Nya,
kemudian menyempurnakan ikhtiar kita sebagai
bentuk ibadah kepada-Nya, maka tahap
selanjutnya adalah memantapkan di dalam hati
bahwa tiada yang kuasa menolong kita kecuali
Alloh semata. Setelah upaya yang kita lakukan
dengan maksimal, maka janganlah bergantung
kepada atasan, jangan bergantung kepada
orangtua, jangan bergantung kepada makhluk,
karena mereka semua hanyalah perantara.
Bergantunglah hanya kepada Alloh Swt.
Demikianlah saudaraku, semoga kita menjadi
hamba-hamba Alloh Swt. yang tawakal kepada-
Nya dengan sebenar-benarnya tawakal.
Walloohu a’lam bishowab.[]
Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa
Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren
Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Friday, 27 March 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment