.

TANYA DOKTER

Friday, 27 March 2015

TIGA TAHAP TAWAKAL

Alhamdulillah! Segala puji hanya milik Alloh Swt. Alloh yang menggenggam segala keperluan kita. Alloh yang mengetahui setiap kebutuhan kita. Karena Alloh yang menciptakan kita dan seluruh alam ini. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw. Saudaraku, salah satu dari asma Alloh Swt. adalah Al Wakiil, Alloh Yang Maha Mewakili atau Maha Memelihara dan Mengurusi kebutuhan seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana firman Alloh Swt. di dalam Al Quran, “Alloh pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (QS. Az Zumaar [39] : 62) Sebagai makhluk Alloh Swt., kita wajib bertawakal kepada-Nya. Karena hanya orang yang tawakal kepada Alloh yang akan dicukupi setiap kebutuhannya oleh Alloh Swt. Namun, jangan salah kaprah memahami arti tawakal. Jangan sampai seperti orang yang ingin hidup sejahtera tapi aktifitasnya hanya tidur saja, kemudian dia berdalih, “Ah kuda nil juga kerjaannya hanya berendam tapi gemuk- gemuk.” Tawakal bukanlah demikian. Orang yang tawakal adalah orang berserah diri kepada Alloh Swt. dengan segenap keyakinan bahwa Alloh adalah Yang Menguasai segala sesuatu, kemudian mengiringinya dengan ikhtiar yang maksimal. Dalam tawakal, ada tiga tahapan yang perlu kita penuhi. Tahap pertama, belajar tentang asma Alloh Swt. Dengan belajar mengenai nama-nama atau asma Alloh, maka kita akan semakin mengenal Alloh, akan semakin dekat dengan Alloh. Kita akan semakin mengerti tentang siapa Pencipta kita, siapa Pemberi Rezeki kita. Mengenal adalah gerbang pertama yang akan mengantarkan kita kemudian pada derajat yakin. Kemudian tahap kedua, belajar menyempurnakan ikhtiar. Jangan dulu melompat kepada tahap keyakinan. Ikatlah dahulu tali unta, atau kuncilah dahulu kendaraan kita dengan benar, baru bertawakal kepada Alloh Swt. Jadi jangan sampai kita merasa tahu kepada Alloh Swt. kemudian langsung saja kita yakin bahwa Alloh akan memenuhi kebutuhan kita. Sebagai contoh, ada seorang pemuda tidak melakukan pekerjaan apapun selain santai saja atau bermalas-malasan saja. Saat dia ditanya, “Mengapa kamu tidak bekerja?” Lantas dia menjawab, “Saya yakin Alloh Maha Memberi Rezeki, pasti saya akan dapat rezeki!” Jawaban pemuda ini sekilas nampak benar, tapi salah. Pemuda ini belum sampai mengenal Alloh, dia baru sebatas tahu bahwa Alloh Maha Menolong. Kalau pemuda ini mengenal Alloh, dia pasti akan mengerti siapa saja dan seperti apa saja orang yang akan ditolong oleh Alloh Swt. Maka, penting untuk menyempurnakan ikhtiar; menyempurnakan belajar, menyempurnakan berobat dan lainnya. Jangan dulu menyerahkan segalanya kepada Alloh, sebelum melalui tahapan ini. Rosululloh Saw. bersabda, “Jika kalian bertawakal kepada Alloh dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya Alloh akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Alloh memberi rezeki kepada seekor burung, di pagi hari dia pergi dalam keadaan lapar dan di sore hari dia pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad) Saudaraku, dalam hadits ini kita melihat burung itu tidaklah diam. Dia terbang menjemput rezeki Alloh yang dia pun belum tahu ada di mana rezeki tersebut. Ini memperlihatkan bahwa memaksimalkan ikhtiar adalah bagian penting dari tawakal. Jangan sampai yakin kita kepada Alloh hanya menjadi tempat kita bersembunyi dari kemalasan kita. Tahap ketiga, mantapkan tauhiid di hati. Setelah kita mengenal Alloh melalui asma-Nya, kemudian menyempurnakan ikhtiar kita sebagai bentuk ibadah kepada-Nya, maka tahap selanjutnya adalah memantapkan di dalam hati bahwa tiada yang kuasa menolong kita kecuali Alloh semata. Setelah upaya yang kita lakukan dengan maksimal, maka janganlah bergantung kepada atasan, jangan bergantung kepada orangtua, jangan bergantung kepada makhluk, karena mereka semua hanyalah perantara. Bergantunglah hanya kepada Alloh Swt. Demikianlah saudaraku, semoga kita menjadi hamba-hamba Alloh Swt. yang tawakal kepada- Nya dengan sebenar-benarnya tawakal. Walloohu a’lam bishowab.[] Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym ) Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.

0 comments:

Post a Comment