.

TANYA DOKTER

Wednesday 17 June 2015

DILARANG MENCARI CARI AIB ORANG LAIN

Dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu’anhu,
bahwa beliau Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda:

ﻳَﺎ ﻣَﻌْﺸَﺮَ ﻣَﻦْ ﺁﻣَﻦَ ﺑِﻠِﺴَﺎﻧَﻪِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻔْﺾِ ﺍﻹِﻳْﻤَﺎﻥُ ﺇِﻟَﻰ
ﻗَﻠْﺒِﻪِ ﻻَ ﺗُﺆْﺫُﻭﺍ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﻻَ ﺗُﻌَﻴِّﺮُﻭﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ
ﻋَﻮْﺭَﺍﺗِﻬِﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺒِﻊْ ﻋَﻮْﺭَﺓَ ﺃَﺧِﻴْﻪِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﺗَﺘَّﺒَﻊَ
ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻮْﺭَﺗَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺒَﻊِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﻔْﻀَﺤْﻪُ ﻟَﻪُ ﻭَﻟَﻮ ﻓﻲ
ﺟَﻮْﻑِ ﺭَﺣْﻠِﻪِ

“Wahai sekalian orang yang beriman dengan
lisannya yang belum sampai ke dalam
hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum
muslimin,
janganlah kalian menjelek-jelekkannya,
janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang
siapa yang mencari-cari aib saudaranya
sesama muslim niscaya Allah akan mencari
aibnya.
Barang siapa yang Allah mencari aibnya
niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun
di dalam rumahnya.” (H.R. At Tirmidzi dan
lainnya)

ﻳَـٰٓﺄَﻳُّﮩَﺎ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍْ ﭐﺟۡﺘَﻨِﺒُﻮﺍْ ﻛَﺜِﻴﺮً۬ﺍ ﻣِّﻦَ ﭐﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﻥَّ
ﺑَﻌۡﺾَ ﭐﻟﻈَّﻦِّ ﺇِﺛۡﻢٌ۬ۖ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻐۡﺘَﺐ ﺑَّﻌۡﻀُﻜُﻢ
ﺑَﻌۡﻀًﺎۚ ﺃَﻳُﺤِﺐُّ ﺃَﺣَﺪُڪُﻢۡ ﺃَﻥ ﻳَﺄۡڪُﻞَ ﻟَﺤۡﻢَ ﺃَﺧِﻴﻪِ ﻣَﻴۡﺘً۬ﺎ
ﻓَﻜَﺮِﻫۡﺘُﻤُﻮﻩُۚ ﻭَﭐﺗَّﻘُﻮﺍْ ﭐﻟﻠَّﻪَۚ ﺇِﻥَّ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﺗَﻮَّﺍﺏٌ۬ ﺭَّﺣِﻴﻢٌ۬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah
salah seorang di antara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.”
QS. Al-Hujurat : 12
Orang yang berakal wajib mencari
keselamatan untuk dirinya dengan
meninggalkan perbuatan tajassus dan
senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya
sendiri. Sesungguhnya orang yang sibuk
memikirkan kejelekan dirinya sendiri dan
melupakan kejelekan orang lain, maka hatinya
akan tenteram dan tidak akan merasa capai.
Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada
pada dirinya, maka dia akan merasa hina
tatkala melihat kejelekan yang serupa ada
pada saudaranya. Sementara orang yang
senantiasa sibuk memperhatikan kejelekan
orang lain dan melupakan kejelekannya
sendiri, maka hatinya akan buta, badannya
akan merasa letih, dan akan sulit baginya
meninggalkan kejelekan dirinya. Mengutip
perkataan Imam Abu Hatim bin Hibban Al-
Busthi.

0 comments:

Post a Comment