.

TANYA DOKTER

Thursday, 2 April 2015

MEMBENTENGI AKIDAH AHLUSUNNAH Bag.2

2-Manhaj Talaqqi Talaqqi adalah pengambilan ilmu dengan memperhatikan kedisiplinan, kesinambungan, keilmuan antara guru dengan murid. Hal yang semacam ini sangat berarti dalam irama men- jaga dan mengkaji ahlu sunnah wal jamaah yang benar. Disini bukan berarti seseorang tidak boleh memperluas ilmu dengan cara membaca, akan tetapi disini lebih ditekankan kepada seseorang agar mempunyai dasar-dasar aqidah yang benar yang diambil dari guru yang jelas terlebih dahulu sebelum dia mengembara dengan akal pikirannya ke berbagai disiplin ilmu atau untuk menelaah pemikiran-pemikiran aqidah yang berbeda. Dan pada dasarnya cara ini sudah mengakar dan membudaya di lingkungan pe-santren-pesa ntren salaf yang diasuh oleh para ulama dengan metode sorogan atau memindah ilmu dengan membaca kitab secara kalimat perkalimat dari awal hingga akhir. Seperti yang sangat kita sering dengar dengan pengenalan kitab-kitab aqidah, seperti Aqidatul awam, Jauharotut tauhid dan yang lainnya yang secara ilmiah terbukti itu adalah penjabaran dari aqidah ahlu sunnah wal jamaah. Maka menjaga mata rantai dan kesinambungan keilmuan seperti ini adalah sangat penting. Dan dalam pengamatan kenyataan di zaman ini kita tidak menemukan kesesatan kecuali disaat seseorang tersebut meninggalkan buku-buku aqidah para pendahulunya dan cara yang di anut oleh pendahulunya dalam mengambil lmu. Ada 3 hal yang amat penting untuk kita cermati dalam masalah manhaj talaqqi terhadap kerusakan aqidah ahlu sunnah wal jamaah . 1. Dari awal pendidikan agamanya memang tidak dikenalkan dengan aqidah yang benar melalui kitab-kitab yang benar dengan manhaj talaqqi. Dalam hal ini bisa dibuktikan bahwa jika ada pesantren atau ada lembaga pendidikan yang tidak berpegang kepada manhaj talaqqi sudah tidak ada lagi maka yang terjadi adalah mudah tercemar oleh aqidah yang sesat. 2. Manhaj talaqqi masih di berlakukan akan tetapi itu hanya sekedar pembacaan rutin tanpa ditindaklanjuti kajian yang lebih dalam. Hal ini akan menjadikan seseorang akan mudah tercemar oleh aqidah-aqidah yang sesat karena disatu sisi mereka kurang mendalami aqidah yang mereka tekuni. Disisi lain virus kesesatan bertebaran melalui media-media yang saat ini menjadi lebih dekat kepada masyarakat seperti televisi, radio dan buletin-buletin yang semua itu lebih mudah dibaca dengan bahasa lokal yang mudah di fahami seiring berkem-bangnya dunia tehnologi. Semen-tara penyeru kesesatan pun sangat gigih dalam menyebarkan kesesatan. 3. Semangat ingin tahu kepada agama yang tinggi yang tidak dibarengi dengan bim-bingan seorang guru dan hanya hanya mengandalkan kemampuannya dalam membaca buku-buku yang ditemukannya di toko-toko buku atau yang dibaca melalui internet. Hal yang semacam inilah yang kami cermati telah benar- benar menjadikan aqidah kita semakin hari semakit keropos. Kita bisa saksikan dengan para perusak aqidah telah dengan gigihnya membuat radio-radio, mencetak buku-buku murah dan gratis serta selebaran yang dibagi secara cuma-cuma Sebagai contoh, di kebanyakan kota kabu-paten penyebar aqidah sesat itu berusaha untuk mempunyai radio karena mereka yakin dengan adanya radio mereka bisa mempengaruhi ma- syarakat luas yang sebenarnya dihati mereka ada kerinduan untuk mendalami ilmu agama. Dengan membuat stasiun radio ternyata tanpa kita sadari telah berpengaruh besar terhadap kesesatan. Justru kita sebagai pembawa aqidah yang benar kita kurang berfikir maju untuk me-nguasai media informasi demi membendung arus penyesatan aqidah. Hubungannya dengan manhaj talaqqi yang kami sebut adalah kita jangan memulai belajar aqidah kecuali dengan manhaj talaqqi. Dan kita harus berusaha agar media-media yang ada dan juga toko-toko buku bisa dipenuhi oleh orang-orang yang mem-punyai aqidah yang benar dan menekuni manhaj talaqqi. Dan jangan membaca buku aqidah kecuali atas petunjuk guru yang mem- punyai manhaj talaqqi. Hakekat Ahlu Sunnah Wal Jamaah Ahlu sunnah wal jamaah adalah manhaj beraqidah yang benar dengan dua ciri. Pertama mereka sangat mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW. Kedua, mereka juga sangat mencintai sahabat Nabi Muhammad SAW. Maka tidak cukup orang mengaku ber-agama Islam akan tetapi dengan mudah mereka mencaci para sahabat nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari ahli sunnah waljamaah model ini diwakili oleh kelompok Syi’ah (Syi’ah Imamiyah Itsnata ’asyariyah) dengan ciri khas paling menonjol dari mereka adalah mengagungkan ahlu bait Nabi Muhammad SAW akan tetapi merendahkan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Begitu juga tidak cukup orang mengaku Islam akan tetapi dia merendahkan ahlu bait Nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari ahli sunnah waljamaah model ini diwakili mereka mempunyai ciri khas yaitu yang tidak peduli dengan urusan ahlul bait nabi Muhammad SAW mencoba merendahkan sayyidina Ali bin abi Tholib biarpun di sisi lain mereka mengakui para sahabat nabi Muhammad SAW . Ringkasnya ahlu sunnah wal jamaah adalah mereka yang memuliakan ahlu bait dan sekaligus mengagungkan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ada diantara orang-orang yang menga-ku mengagungkan dan memuliakan para saha-bat Nabi Muhammad SAW dan ahlu bait Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi mereka punya penafsiran-penafsiran tentang aqidah yang jauh dari kitab Allah dan sunnah Rasululloh SAW yaitu dari kaum jabariah dan qodariyah Disaat seperti itu muncullah seorang yang dinobatkan sebagai Imam besar yang telah berusaha untuk membersihkan aqidah ahlu sunnah wal jamaah yang benar dari unsur luar dan menjerumuskan. Dan muncullah cetusan- cetusan ilmu aqidah yang benar yang dari masa ke masa dan menjadi pegangan umat Islam sedunia yaitu aqidah ahlu sunnah wal jamaah asy’ariyah. Asy`ariyah adalah sebuah pergerakan pemikiran pemurnian aqidah yang dinisbatkan kepada Imam Abul Hasan Al-Asy`ariy. Beliau lahir di Bashrah tahun 260 Hijriyah bertepatan dengan tahun 935 Masehi. Beliau wafat di Bashrah pada tahun 324 H / 975-6 M. Imam Al-Asy`ari pernah belajar kepada ayah tiri beliau yang bernama Al-Jubba`i, seorang tokoh dan guru dari kalangan Mu`ta-zilah. Sehingga Al-Asy`ari mula-mula men-jadi penganut Mu`tazilah, sampai tahun 300 H. Namun setelah beliau mendalami paham Mu`ta-zilah hingga berusia 40 tahun, terjadilah debat panjang antara beliu dengan gurunya, Al-Jubba`i dalam berbagai masalah. Debat itu membuatnya tidak puas dengan konsep Mu`ta-zilah dan beliau pun keluar dari paham itu dan kembali kepada pemahanan AhliSunnah Wal-jamaah. Imam Al-Asy`ari telah berhasil mengem- balikan pemahaman sesat kepada aqidah yang benar dengan kembali kepada apa yang pernah di bangun oleh para salaf(ulama sebelumnya) dengan senantiasa memadukan antara dalil nash (naql) dan logika (`aql). Dengan itu belaiu berhasil melumpuhkan para pendukung Mu`ta- zilah yang selama ini menebar fitnah ditengah- tengah ummat Ahlus Sunnah. Bisa dikatakan sejak berkembangya aliran Asy`ariyah inilah Mu`tazilah berhasil diruntuhkan. Dan kaum Asya’iroh dari masa ke masa selalu mempunyai peran dalam membela aqidah yang benar aqidah ahlisunnah waljamaah. Dan terbukti dalam sejarah perkembangan Islam ulama Asya’irohlah yang memenuhi penjuru dunia. Merekalah ahli sunnah yang sesungguhnya. Adalagi pakar aqidah yang semasa dengan Imam Abul Hasan Asy’ari yaitu Imam Abu mansur Almaturidi. Secara umum tidak ada perbedaan diantara keduanya. Hanya karena yang tersebar di Indonesia maka kami sebut lebih sering Asy’ariyah. Wallohu a’lam bishshowab

0 comments:

Post a Comment