Wanita di Mata Islam
Islam memandang wanita sebagai mahkuk
yang sangat mulia. Saking mulianya
Allah mengabadikan dua surah yang di
dedikasikan khusus kepada kaum hawa,
yaitu surah An-Nisa dan surah Maryam.
Begitupun Rosulullah juga amat memuliakan
kaum wanita, banyak hadits yang
berisi agar memuliakan wanita,apalagi wanita
yang sudah menjadi seorang
ibu. Salah satunya hadits yang berbunyi “Dari
Abu Huroiroh beliau berkata,
seseorang datang kepada Rosulullah dan
berkata, Wahai Rosulullah,”Kepada
siapa kita harus berbakti pertama kali?’ Nabi
pun menjawab “Ibumu !”. Dan
orang tersebut kembali bertanya “Kemudian
kepada siapa lagi ya Rosulullah?” Beliau
menjawab “Ibumu!”. Orang tersebut kembali
bertanya “Kemudian siapa lagi Ya
Rosulullah?” Nabipun menjawab “Ibumu!”.
Orang tersebut kembali bertanya “Kemudian
siapa lagi ya Rosulullah?” Nabi kembali
menjawab “Kemudian Ayahmu!” ( HR.
Bukhori dan Muslim ).
Wanita di jamin hak-haknya oleh Islam.
Kehormatan wanita amat di jaga,
Islam mengatur agar para muslimah menutup
auratnya sebagaimana dalam firman
Nya yg artinya “Katakanlah kepada wanita
yang beriman, “Hendaklah mereka
menahan pandangan nya dan kehormatanya,
janganlah mereka menampakan
perhaisan mereka kecuali yang (biasa)
tampak padanya. Wajib kepada mereka
menutup kerudung ke dadanya “( QS. An-Nur
31 ).
Dinegeri ini sebelum ada RA Kartini ada,
hanya kaum laki-lakilah yang
berhak menuntut ilmu serta di batasi dalam
kehidupan bersosialisasi.
Berbeda dengan hukum Islam yang telah
secara gamblang menilai bahwa kaum
laki-laki dan wanita sederajat, sesuai yang
tertera dalam QS Al Hujurat 23,
“inna akromakum indhaallahi atkokum”.
Artinya “Sesungguhnya yang paling
mulia diantara kamu semua di hadapan Allah
adalah yang paling bertaqwa”.
Dapat di simpulkan dari ayat tersebut bahwa
menurut Allah yang dianggap
mulia itu bukan karena dia laki-laki atau
wanita tapi karena ketaqwaanya.
Namun jauh sebelum pahlawan wanita itu
ada, Islam telah mengaturnya. Islam
tidak membatasi kaum wanita untuk belajar,
bahkan dalam haditsnya
Rosulullah bersabda “Tholabul ilmi faridhotun
alaa kuli muslimin
walmuslimat”. Artinya menuntut ilmu wajib
bagi muslim laki-laki dan muslim
perempuan. Dengan begitu wanita tidak di
beda-bedakan dalam mencari ilmu.
Palah wanita dituntut harus pintar, sebab
wanitalah yang menjadi Madrsah
pertama bagi anak-anaknya kelak. Disini
wanita bertugas mempersiapkan
anak-anaknya menjadi generasi penerus yang
unggul. Dan itu tidak dapat di
peroleh jika sang ibu tidak berilmu.
Begitulah islam memandang wanita, tidak ada
kata tidak adil memberlakukan
wanita baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun dalam menuntut ilmu.
Walaupun begitu keadilan yang di
anugerahkan Allah kepada wanita bukan
tanpa batasan. Hukum Islam mengatur bahwa
wanita tidak boleh menjadi
pemimpin sebagaimana firman Nya dalam QS
An- Nisa;34 “Arrijalu qowamuna
alan nisa” . Artinya laki-laki pemimpin bagi
wanita. Mengapa wanita tidak
boleh menjadi pemimpin bagi laki-laki, karena
dari segi fisik wanita lebih
lemah di banding laki-laki, dari segi
emosinalpun wanita lebih sensitif, di
khawatirkan saat pengambilan keputusan
tidak dapat obyektif dan logis
karena terpengaruh oleh kesensitifan nya.
Kebayangkan jika wanita menjadi
pemimpin pasti ia tidak dapat bekerja
semaksimal laki-laki. Wanita juga
tidak boleh menjadi imam shalat bagi laki-
laki. Di dalam ilmu faraid / ilmu
waris wanita mendapat bagian yang lebih
sedikit di banding laki-laki. Bukan
karena apa-apa, sebab laki-laki memiliki
beban tanggung jawab yang lebih
besar ketimbang wanita, yaitu menafkahi
anak istrinya. Wanita juga tidak
sah menjadi saksi dan wali saat akad nikah.
Semua batasan-batasan bagi wanita tersebut
bukan karena Islam tidak adil.
Sebab makna adil itu tidak harus sama.
Contohnya kita mempunya 2 anak yang
berumur 10 tahun dan adiknya yang masih
bayi. Apakah adil jika si bayi di
berikan baju yang sama persis dipakai
kakaknya yang berumur 10 tahun? Tentu
tidak, palah akan disebut dholim jika orang
tua memberikan baju yang sama
kepada 2 anaknya yang berbeda usia.
Maha Suci Allah yang telah menurunkan Islam
sebagai Rahmatan lil alamin ,
yang mengatur segala sesuatu dengan seadil-
adilnya. Semoga dengan kita
bertafakur dengan segala sunatullah yang
telah Ia berikan kepada kita,
bertambahlah keiaman dan ketaqwaan kita
padaNya.
Baca juga KEMULIAAN WANITA
Penulis : imroatul rofiah
0 comments:
Post a Comment