Hati-hati yang hidupnya serba dilayani, serba
tinggal perintah, bagai ‘raja’.
Akan mudah merusak mental dan cara hidup
normal yang wajar
Akan cenderung menggampangkan urusan,
karena terbiasa suruh sana sini.
Akibatnya sering tak memahami masalah secara
utuh dan detail, serta tidak telaten.
Hanya teknis saja yang terpikir. Kurang pakai
hati.
Sulit empati terhadap keadaan orang lain dan
bisa bersikap yang kurang manusiawi.
Pribadi yang sulit jadi dewasa, tak bisa
menyelesaikan masalah dengan baik dan bijak,
bahkan bisa sebaliknya serta amat
menjengkelkan dan menyusahkan orang-orang
sekitarnya.
Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu
‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam pernah bersabda,
َّﻥِﺇَﻭ ﻰَﺣْﻭَﺃ َﻪَّﻠﻟﺍ َّﻲَﻟِﺇ ْﻥَﺃ ﺍﻮُﻌَﺿﺍَﻮَﺗ ﻰَّﺘَﺣ َﺮَﺨْﻔَﻳ ﺎَﻟ ٌﺪَﺣَﺃ ﻰَﻠَﻋ ﺎَﻟَﻭ ٍﺪَﺣَﺃ
ِﻎْﺒَﻳ ٌﺪَﺣَﺃ ﻰَﻠَﻋ ٍﺪَﺣَﺃ
‘Sesungguhnya Allah mewahyukan
kepadaku agar kalian bersikap rendah
hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas
yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya
terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).
Mari kita tempa diri menjadi manusia biasa-
biasa saja, normal, wajar, yang ‘membumi’ tak
merasa lebih dari yang lain, yang bisa mandiri.
tak senang jadi beban, senang membantu,
telaten, pakai hati dan tulus karena Alloh
semata.
Niscaya hati akan merasa nyaman dan tenang,
bisa mnyelesaikan masalah dengan baik,
bijaksana dan terhormat
Allah Subhana WaTa’ala berfirman,
َﻻَﻭ ْﺮِّﻌَﺼُﺗ ِﺱﺎَّﻨﻠِﻟ َﻙَّﺪَﺧ َﻻَﻭ ﻲِﻓ ِﺶْﻤَﺗ ًﺎﺣَﺮَﻣ ِﺽْﺭَﻸﻟﺍ َّﻥِﺇ َﻪﻠﻟﺍ َﻻ
ُّﺐِﺤُﻳ َّﻞُﻛ ٍﻝﺎَﺘْﺨُﻣ ٍﺭْﻮُﺠَﻓ {18}
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu
dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan
diri.” (QS. Luqman:18)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ْﻢُﻛُﺮِﺒْﺧُﺃ ﺎَﻟَﺃ ِﻞْﻫَﺄِﺑ ِﺭﺎَّﻨﻟﺍ ﺍﻮُﻟﺎَﻗ ﻰَﻠَﺑ َﻝﺎَﻗ ُّﻞُﻛ ٍّﻞُﺘُﻋ ٍﻅﺍَّﻮَﺟ
ٍﺮِﺒْﻜَﺘْﺴُﻣ
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk
neraka? Mereka semua adalah orang-orang
keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur
(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim
no. 2853).
Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa
Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren
Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Wednesday, 1 April 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment