.

TANYA DOKTER

Wednesday 29 April 2015

LIMA DISIPLIN - BAGIAN 5. DISIPLIN MENJAGA HATI

Alhamdulillah. Segala puji hanyalah milik
Alloh Swt. Tiada yang patut disembah dan
dijadikan sandaran selain Alloh. Hanya Alloh
Yang Maha Mengetahui segala hal yang
paling tersembunyi di hati kita. Hanya Alloh
Yang Maha Mendengar setiap bisikan niat
yang tersirat dalam hati kita. Hanya Alloh
Yang Maha Menghendaki setiap peristiwa
yang terjadi dalam hidup kita.

Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah
kepada baginda nabi Muhammad Saw. Sang
kekasih Alloh, penutup para nabi dan rosul,
suri teladan yang menyempurnakan akhlak
manusia.
Saudaraku, kajian disiplin kita yang terakhir
adalah disiplin menjaga hati.

Hati adalah
panglima. Hati adalah pemimpin. Hati adalah
parameter bagi diri kita seutuhnya. Baik buruk
diri kita, tergantung baik buruknya hati kita.
Bersih kotornya diri kita, tergantung besih
kotornya hati kita.

Rosululloh Saw., “Sesungguhnya Alloh tidak
melihat kepada rupa dan harta kalian. Tetapi
Alloh melihat kepada hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim)

Rosululloh Saw. juga bersabda, “Ketahuilah,
bahwa di dalam setiap tubuh manusia
terdapat segumpal daging, jika segumpal
daging itu baik maka baik pula seluruh
badannya. Namun, jika segumpal daging
tersebut rusak, maka rusaklah seluruh
tubuhnya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dari pesan baginda nabi Saw. ini kita
diingatkan kembali tentang betapa pentingnya
untuk selalu menjaga hati agar senantiasa
bening, bersih dari berbagai noda-noda yang
diakibatkan kemaksiatan dan dosa.
Hati yang kotor bisa membuat amal
perbuatan sehebat apapun menjadi sia-sia.
Seorang mujahid yang gugur di medan jihad,
bisa sia-sia amal jihadnya itu hanya gara-
gara niat di dalam hatinya yang melenceng
bukan karena mengharap ridho Alloh Swt.

Seorang pembaca Al Quran yang pandai
membacakan Al Quran, bisa sia-sia amalnya
di hadapan Alloh hanya gara-gara niatnya
yang ingin dikagumi dan dipuji oleh orang
lain. Begitupun dengan seseorang yang
bersedekah harta sangat banyak, bisa sia-sia
amalnya itu hanya karena rasa ingin dilihat
dan diketahui oleh orang lain.
Betapa
dahsyatnya pengaruh kondisi hati bagi kita.
Oleh karena itu sahabatku, sangat penting
bagi kita untuk selalu bersungguh-sungguh
menghisab atau mengevaluasi diri atas setiap
amal perbuatan yang kita lakukan.

Penting
bagi kita untuk sesering mungkin memeriksa
hati kita, memeriksa niat kita. Tanyalah pada
hati, apakah yang menjadi alasan atas amal
perbuatan kita. Pastikan bahwa hanya Alloh
satu-satunya alasan bagi setiap amal
kebaikan kita.

Alloh Swt. berfirman, “(Yaitu) hari di mana
harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan
qolbun saliim (hati yang bersih).” (QS. Asy
Syu’aro [26]: 88-89)

Disiplin menjaga hati adalah ciri orang yang
beriman. Rosululloh Saw. adalah manusia
yang paling disiplin dalam menjaga hati.
Beliau senantiasa beristighfar setidaknya
seratus kali dalam sehari, meski Alloh Swt.
sudah menjamin dosa-dosanya akan
diampuni. Orang yang memiliki hati yang
kuat, tahan uji dari berbagai serangan
penyakit hati, hanyalah hati yang dijaga
secara disiplin kebersihannya. Semakin
disiplin seseorang menjaga kebersihan
hatinya, maka semakin terjaga pula setiap
amal perbuatannya dan semakin dicintai oleh
Alloh Swt.

Maka, beruntunglah orang-orang yang
senantiasa menjaga hatinya agar selalu
bersih. Tiap kali teringat akan kekhilafan
meski sedikit, langsung dibersihkan lagi
dengan istighfar dan taubat kepada Alloh
dengan taubat yang sebenar-benarnya taubat.

Semoga kita termasuk orang-orang yang
senantiasa istiqomah menjaga hati, sehingga
pada saatnya nanti kembali kepada Alloh, kita
kembali dalam keadaan hati yang bersih.
Aamiin yaa Alloh yaa Robbal ‘aalamiin.[]

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren
Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.

SmsTauhid

0 comments:

Post a Comment